Metode Pemeriksaan dan Identifikasi Bakteri Edwardsiella tarda Pada Ikan Nila (Oreochromis nilotikus) Yang Dilalulintaskan di Balai Besar Karantina Ikan, Pengendalian Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan Makassar
OLEH : FIRDA ALVIONITA SARI
Pembimbing Intern : Ir.Anton, S.Pd., M.P dan Risal
Ekstern : Muh. Arifin, S.Pi
A. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara Perairan luas memegang peranan penting dalam perekonomian nasional terutama dalam penyediaan lapangan pekerjaan, sumber pendapatan bagi nelayan/ petani ikan. Tetapi perkembangan dapat meningkatkan resiko penyakit yang dapat menyebabkan kerugian besar, salah satunya adalah bakteri.
Dengan meningkatnya produksi dapat membawa konsekuensi terhadap mutu hasil perikanan. Hal ini disebabkan karena adanya hama dan penyakit yang menyerang komoditi. Oleh karena itu diperlukan penanganan yang tepat untuk mencegah agar tidak mempengaruhi kualitas perairan.
Balai basar karantina ikan merupakan salah satu instansi pemerintah yang berperandalam pembangunan sub sektor perikanan untuk meningkatkan produksi dan kelestarian sumber daya perairan. Salah satu penanganan yang dilakukan yaitu mengidentifikasi bakteri yang menyerang komoditi perikanan yang akan dikirim melalui pemeriksaan di laboraturium secara konvensional dan mikroskopis.
b. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dilakukannya praktik yaitu untuk mengetahui cara mengidentifikasi bakteri Edwardsiella Tarda pada ikan nila. Adapun menfaatnya yaitu dapat menambah wawasan mengenai cara identifikasi bakteri dan mendapatkan pengalaman kerja secara langsung di lapangan.
B. TINJAUAN PUSTAKA
Bakteri, dari kata latin bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok terbanyak dari organisme hidup. Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakan uniseluler (bersel tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana tanpa nukleus/inti sel, cytoskeleton, dan organel lain seperti mitokondria dan kloroplas.
1. Ciri-ciri dan Morfologi Bakteri
Ø Ciri-ciri ;
a. Organisme multiselluler
b. Prokariot (tidak memiliki membran inti sel).
c. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron umumnya memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
d. Hidup bebas atau parasit.
Ø Morfologi ;
a. Kokus (Coccus) adalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola,
b. Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder.
c. Spiril (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung.
2. Bakteri Edwardsiella Tarda
Edwardsiella Tarda dikenal sebagai penyakit utama pada budidaya catfish di USA. Edwardsiella tarda tidak memproduksi endotoxin seperti umumnya bakteri gram negative lainnya, tetapi menghasilkan 2 exotoxin yang dapat menyebabkan lesi. Bakteri ini berbentuk batang pendek, gram negative, non acid fast, motil, tidak membentuk spora dan tidak membentuk kapsul. Edwardsiella tarda tumbuh optimum pada suhu 25-300C dengan masa inkubasi selama 24-48 jam dan tidak tumbuh pada suhu dibawah 100C dan diatas 400C.
· Media Pembawa
- Inang : Lele (Clarias spp.), Karper, yellow tail (Seriola sp.), Sea bream, Flounder, Patin (Pangasius
spp.) dan Nila (Oreochromis niloticus)
(Kep.Men.17/MEN/2006)
-
Bukan inang : ikan air tawar, air laut lainnya (Kep.Men.17/MEN/2006).
3. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Ikan nila berasal dari benua Afrika tepatnya Afrika bagian timur pada tahun 1969, nama ilmiahnya adalah Oreochromis niloticus dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Nile Tilapia.
a. Klasifikasi Ikan Nila
Klasifikasi ikan nila menurut Devitri (2010) adalah sebagai berikut:
· Kelas : Osteichthyes
· Sub-kelas
: Acenthop therigii
· Ordo
: Percomophi
· Sub-ordo
: Percoida
· Famili : Cichlidea
· Genus : Oreochromis
· Spesies : Oreochromis niloticu
b. Ciri-ciri Ikan Nila
Ciri umum ikan nila adalah bentuk tubuhnya memanjang dan ramping. Sisiknya berukuran relatif besar, matanya menonjol dan besar dengan tepi berwarna putih. Ikan nila mempunyai lima buah sirip yaitu punggung, dada, perut, anus, dan ekor. Pada sirip dubur (anal fin) memiliki 3 jari-jari keras dan 9-11 jari-jari sirip lemah. Sirip ekornya (caudal fin) memiliki 2 jari
jari lemah mengeras dan 16-18 jarijari sirip lemah. Sirip punggung (dorsal fin) memiliki 17 jari-jari sirip keras dan 13 jari-jari sirip lemah. Sirip dadanya (pectoral fin) memiliki 1 jari-jari sirip keras dan 5 jarijari sirip lemah. Sirip perut (ventral fin) memiliki 1 jarijari sirip keras dan 5 jarijari sirip lemah. Ikan nila juga memiliki sisik cicloid yang menutupi seluruh tubuhnya (Popma dan Michael, 1999).
C. KEGIATAN-KEGIATAN
1. Sterilisasi alat dan bahan
Sterilisasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mensucihamakan alat atau bahan dari suatu bentuk kehidupan. Sterilisasi yang dilakukan di BBKIPM ada dua cara yaitu; 1). Sterilisasi kering dilakukan dengan cara melakukan pencucian menggunakan air sabun kemudian perendaman dengan alkohol 70% lalu ditiriskan dan dibungkus kertas lalu disterilkan dengan oven selama ± 2 jam. 2). Sterilisasi basah untuk mensterilkan bahan yang akan digunakan sebagai bahan uji atau bahan media tumbuh menggunakan autoclave dengan suhu 1210C selama 15 menit.
2. Pembuatan Media
Pembuatan media berfungsi untuk memberikan tempat yang mendukung pertumbuhan dan perkembangbiakan dari mikroorgansme yang ingin ditumbuhkan. Umumnya media yang sering digunakan di BBKIPM yaitu TSA (Tryptic Soy Agar), TSA NaCl (Tryptic Soy Agar Natrium Clorida), TCBS (Thiosulphate Citrate Bile Sucrose), SDA (Sabrout Dextrose Agar), TSB (Tryptic Soy Broth) dan KF Strepto. Media tersebut dilarutkan dengan aquadest dengan dosis sesuai dengan banyaknya media yang dibuat. Kemudian dihomogenkan diatas hot plate with stirrer, lalu di autoclave dengan suhu 1210C selama 15 menit. Setelah selesai media dituang kedalam cawan petri kecuali media TSB dituang ke tabung reaksi. Penuangan media tumbuh dilakukan di laminary flow untuk mencegah agar tidak terkontaminasi. Setelah semua media telah dituang, media di UV (Ultra Violet) ± 15menit.
3. Isolasi bakteri
Isolasi merupakan cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya seperti yang terdapat pada organ organisme (ikan), sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni bakteri. Mengisolasi bakteri dilakukan di dalam laminary flow secara aseptik dan teliti. Proses pengisolasian dilakukan menggunakan jarum ose yang telah dipanaskan kemudian ditusuk ke organ komoditi yang ingin didentifikasi. Setelah itu digoreskan pada media padat TSA atau BHIA. Setelah penggoresan selesai media dimasukkan kedalam inkubator pada suhu 26-300C. selama 24-48 jam dan akan menghasilkan koloni transparan berukuran 0.5 mm.
4. Pemurnian Bakteri
Pemurnian dilakukan dari isolasi bakteri yang telah diinkubasi selama 24 – 48 jam, bakteri yang telah diinkubasi biasanya terdiri dari beberapa koloni bakteri. Sehingga diperlukan pemurnian bakteri secara aseptik agar kita hanya memperoleh satu jenis bakteri didalam media tumbuh tersebut. Teknik pemurnian bakteri dilakukan dengan menggunakan jarum ose yang telah disterilkan. Kemudian mengambil satu koloni yang terpisah pada media hasil isolasi, lalu digores ke permukaan media tumbuh sesuai jenis koloni yang ingin dimurnikan menggunakan dengan teknik 4 goresan. Bakteri yang diambil dari media tumbuh secara aseptik, digoreskan pada media kultur murni BHIA, setelah goresan pertama selesai, jarum ose dipanaskan dan setelah dingin dilakukan goresan kedua, dari goresan kedua ke goresan ketiga tidak perlu memanaskan jarum ose, hal ini dimaksudkan jumlah koloni bakteri dari goresan kedua sudah mulai sedikit, sedangkan goresan keempat terpisah dari goresan 1, 2 dan 3. Setelah kultur murni selesai, bakteri tersebut diinkubasi dengan suhu 270C – 30 0C selama 24 – 48 jam di inkubator.
5. Uji Biokimia
Uji biokimia (uji lanjut) dilakukan untuk mengidentifikasi bakteri yang menyerang ikan, selain dengan melihat bentuk dan warna koloni bakteri, kita perlu melakukan uji biokimia agar proses identifikasi lebih akurat. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam uji biokimia yaitu ;
a. Pewarnaan gram
Proses pewarnaan gram dilakukan dengan cara menyediakan slide glass bersih yang sudah diberi tetesan aquadest. Mengambil biakan bakteri yang akan diuji lalu digoreskan pada slide glass tersebut dengan cara diratakan secara tipis-tipis hingga kering agar bakteri yang ada pada slide tersebut tidak menumpuk sehingga mudah untuk diamati. Setelah itu, difiksasi di atas api bunsen agar bakteri betul-betul merekat pada slide glass, tetapi pada saat difiksasi jangan terlalu lama, karena dapat menyebabkan bakteri jadi rusak. Selanjutnya, memberikan tetesan gram A (Kristal violet) selama 1 menit, kemudian dibilas dengan air mengalir, lalu dikeringkan. Gram ini berfungsi untuk memberikan warna sekaligus gram positif pada bakteri yang ada pada slide tersebut. Setelah kering ditetesi lagi dengan gram B (iodium) selama 1 menit juga. Ini untuk merekatkan gram positif pada bakteri. Setelah gram B, diberikan lagi gram C (alcohol 95%) selama 30 detik lalu dibilas dan dikeringkan. Dan yang terakhir, ditetesi dengan gram D (safranin) selama 2 manit lalu dibilas dengan air dan dikeringkan. Pada gram ini, dia akan memberikan / merekatkan gram negative. Jika bakteri termasuk gram positif maka gram D tidak akan berpengaruh pada bakteri tersebut. Tetapi jika sebaliknya, gram D akan merekat dan memberikan warna negative pada bakteri tersebut. Setelah semua pemberian warna selesai,objek glass dapat diamati langsung dibawah mikroskop.
-
Hasil Pewarnaan Gram Edwardsiella tarda
Adapun hasil yang diperoleh pada sampel ikan Nila yang di ininokulasikan dengan media TSB, dilakukan uji pewarnaan gram. Organ yang di isolasi adalah ginjal dan ditemukan bakteri Edwardsiella tarda berwarna merah muda dengan bentuk batang pendek gram negatif.
b. Uji oksidase
Uji oksidase dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya enzim oksidase pada bakteri tersebut. Uji ini dilakukan dengan cara mengambil biakan bakteri dan diletakkan pada kertas oksidase, jika kertas oksidase berwarna biru maka uji oksidase positif, sedangkan apabila tidak terjadi perubahan warna maka uji oksidase negatif.
c. Uji katalase
Uji katalase dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya enzim katalase bakteri. Uji ini dilakukan dengan cara mengambil biakan bekteri yang telah ditetesi H2O2, jika bakteri tersebut berbuih atau mengeluarkan gelembung gas maka uji katalase positif, sedangkan jika tidak berbuih maka katalase negative.
d. Uji MIO
Uji MIO terdiri terdiri dari motil (tusukan), indol (cincin) dan ornithin (perubahan warna). Biakan bakteri diambil menggunakan jarum ose lurus dan ditusukan secara vertical lalu diinkubasi selama ± 24 jam, kemudian dilihat perubahan yang terjadi. Apabila biakan bakteri menyebar dari garis tusukan maka motil positive, sedangkan apabila terjadi perubahan warna menjadi ungu tua atau tetap ungu, maka ornithin positive dan apabila terjadi cincin merah setelah ditetesi larutan kovak’s maka indol positive.
e. Uji Triple Sugar Iron (Agar)
Uji TSIA ini bertujuan untuk melihat perubahan warna yang terjadi pada goresan miring (Slant) dan tusukan tegak (Butt) dan melihat reaksi bakteri terhadap asam dan basa, serta kemampuan bakteri manghasilkan gas dan H2S. Apabila terjadi perubahan warna merah pada goresan miring dan tusukan tegak maka bakteri bersifat K/K (basa), sedangkan apabila perubahan pada goresan miring menjadi warna kuning dan pada tusukan tegak menjadi merah maka bakteri bersifat A/K (Asam/Basa). Selain itu apabila terbentuk warna hitam, maka bakteri menghasilkan H2S dan apabila ada gas, maka bakteri dapat menghasilkan gas.
f. Uji Lysine decarboxilase
Media LIA terdiri dari goresan miring/slant (diaminase) dan tusukan lurus/butt (decarboxylase), uji ini dilakukan dengan cara mengambil biakan bakteri dengan menggunakan jarum ose kemudian ditusukkan pada butt dan digoreskan pada slant kemudian diinkubasi selama ± 24 jam. Jika terjadi perubahan warna pada slant dan butt menjadi ungu tua maka uji LIA ini positif, dan apabila tidak terjadi perubahan warna maka pembacaannya negative. Media akan berubah warna menjadi hitam apabila bakteri yang diuji mampu menghasilkan gas (H2S).
g. Uji Simons Citrate Agar (SCA)
prinsipnya
untuk mendeteksi kemampuan bakteri menggunakan asam citrate sebagai sumber
karbon untk metabolism. Test ini dapat untuk membedakan generasi Edwardsiella
(-) dengan Salmonella (+), menggunakan spesies Aeromonas hydrophylla (+) dengan
A.salmonicida (-) dan lainnya. Uji SCA dilakukan dengan cara mengambil biakan
bakteri menggunakan jarum ose, lalu digoreskan pada media SCA dan diinkubasi
selama ± 24 jam. Setelah diinkubasi, diamati perubahan warna yang terjadi. Jika
terjadi perubahan warna dari warna hijau menjadi biru maka uji SCA positif,
sedangkan apabila tidak terjadi perubahan warna, maka hasilnya negative.
h. Uji Trehalose, D’manitol , dan sukrose, L-arabinouse
Uji gulagula ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan bakteri melakukan fermentasi karbohidrat. Uji ini dilakukan dengan cara mengambil biakan bakteri dengan jarum ose lalu dimasukkan ke dalam media gulagula setelah itu diinkubasi selama ±24 jam. Jika terjadi perubahan warna maka pengujian tersebut positif dan apa bila tidak terjadi perubahan warna maka pengujian tersebut hasilnya negatif.
i. Uji Malonate
Uji ini dilakukan untuk melihat perubahan malonate. Jika terjadi perubahan warna dari hijau ke biru, maka uji malonate positif. Sedangkan apabila tidak terjadi perubahan warna maka uji malonate negatif.
j. Uji MRVP
Uji ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan bakteri menfermentasi glukosa untuk menghasilkZXSCan asam pada pengujian Methyl Red (MR). Pembacaan MR dilakukan dengan menambahkan reagent MR sebanyak 6 tetes, apabila terjadi perubahan warna menjadi warna merah maka hasil pembacaannya positif, sedangkan apabila terjadi perubahan warna menjadi kuning maka hasil pembacaannya negatif.
6. Identifikasi Bakteri
Identifikasi bakteri adalah membandingkan bakteri yang belum diketahui dengan bakteri yang sudah diketahui identitasnya dengan melakukan pembacaan warna. Identifikasi mikroba berguna untuk mempelajari secara detail karakter fisik, kimiawi, dan biologis mikroba sehingga dapat di ketahui dan dimanfatkan secara optimal.
Identifikasi bakteri dilakukan dengan melihat perubahan uji
biokimia yang telah diinkubasi selama 24-48 jam. Hasil uji biokimia dan
pewarnaan gram ditulis dalam blangko pengujian dan selanjutnya diidentifikasi
secara manual dengan bantuan buku acuan :
1. Bakteria from Fish and Other Aquatic Animals 1 (Buller, 2004)
1. Bacteria Fish Pathogens – Disease of Farmed and Wild Fish (Springer, 2007)
2. Cowan and Steel’s
Hasil uji biokimia untuk kontrol ( + ) edwardsiella tarda sebagai berikut ;
KARAKTAERISTIK
|
Edwardsiella tarda
|
Acid Production From :
|
|
1. D-Mannitol
|
-
|
2. Sucrose
|
-
|
3. Trehalose
|
-
|
4. L-Arabinose
|
-
|
Tetrathionate reduction
|
+
|
Malonate utilization
|
-
|
Indole production
|
+
|
Hidrogen sulfide production in Triple Sugar Iron (agar)
|
+
|
Motility
|
+
|
Citrate (Christensen’s)
|
+
|
Sumber : OIE, 1995
Tabel . Jenis-jenis Hama dan Penyakit Ikan Karantina (HPIK) Golongan Bakteri
Golongan I
|
Golongan II
|
Renibacterium salmoninarum
|
Aeromonas salmonicida
|
Nocardia seriolae
|
Edwardsiella tarda
|
Nocardia asteroids
|
Edwardsiella ictaluri
|
Nocardia crassostreae
|
Streptococcus agalactiae
|
Mycobacterium marinum
|
Pasteurella piscicida
|
Mycobacterium chelonei
|
Streptococcus iniae
|
Mycobacterium fortuitum
|
Yersinia ruckeri
|
Aerococcus viridans var Homeri
|
|
Pseudomonas anguilliseptica
|
Sumber : Buller
D. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktek kerja lapang di BBKIPM Makassar adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan yang dilakukan di BBKIPM Makassar yaitu sterilisasi alat dan bahan,isolasi bakteri, pemurnian bakteri, uji biokimia (uji lanjut) dan idetifikasi bakteri.
2. Semua kegiatan yang dilakukan baik dari alat, bahan serta proses yang dilakukan mulai dari awal hingga akhir harus dalam keadaan steril untuk mencegah adanya kontaminasi dari luar.
3. Media yang digunakan yaitu meliputi media tumbuh dan media uji biokimia. Media tumbuh terdiri dari media BHIA (Brouth Heart Iron Agar), TSA (Tryptic Soy Agar), TCBS (Thiosulphate Citrate Bile Sucrose), KF Strepto dll. Sedangkan media uji biokimia terdiri dari MIO, TSIA, LIA, SCA, Trehalose, D’manitol, Sukrose, L’arabinose dll.
4. Bakteri yang ditemukan pada komoditi nila (Oreochromis niloticus) di BBKIPM Makassar adalah Edwardsiella tarda.
2. Saran
Selama mengikuti Praktik Kerja Lapang, saran yang ingin disampaikan yaitu perlunya peningkatan dalam sarana dan prasana yang disesuaikan dengan kemajuan teknologi.